KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan
puji syukur kehadirat ALLAH SWAT dan berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah seminar yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J
DENGAN FRAKTUR TERTUTUP RADIUS SINISTRA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RS.POLRI BAYANGKARA JAMBI”
Penulisan
makalah ini merupakan suatu tahap dalam pemenuhan tugas praktik klinik di
RS.Polri Bayangkara Jambi yang mana makalah ini juga dimaksudkan sebagai bahan
penyaji dalam melaksanakan seminar.
Dalam
menyelesaikan makalah ini , penulis dibantu oleh banyak pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu yang dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
atas bantuan yang diberikan secara material dan spiritual.
Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan kami dalam menjalani pembuatan makalah seminar ini ,
dan untuk lebih lanjut kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk hasil yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Demikianlah
makalah ini kami sampaikan semoga berguna bagi para pembaca dan penulis
haturkan maaf atas kesalahan yang terdapat.
Jambi, Januari 2013
Penulis
MAKALAH
SEMINAR
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN FRAKTUR TERTUTUP
RADIUS SINISTRA DI RUANG IGD RS.POLRI
BAYANGKARA
JAMBI
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
7
1.
FERI
SAPUTRA 7.
ARI PUTRA
2.
MUHAMMAD
AS’AD 8. ELDO RADO NAIBAHO
3.
ERA
JULIANI 9. FEBRILIANI
4.
MEGA
HERAWATI 10. KUMALA SARI
5.
MUTIARA
SARI 11. LASTRI RAMAULI
6.
RIZKI
ELISA POSPOS 12. SRI LESTARI
DOSEN
PEMBIMBING
SERKA.RIDUAN
PURBA, AMK
AKADEMI
KEPERAWATAN GARUDA PUTIH
JAMBI
T/A
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan
puji syukur kehadirat ALLAH SWAT dan berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah seminar yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J
DENGAN FRAKTUR TERTUTUP RADIUS SINISTRA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RS.POLRI BAYANGKARA JAMBI”
Penulisan
makalah ini merupakan suatu tahap dalam pemenuhan tugas praktik klinik di
RS.Polri Bayangkara Jambi yang mana makalah ini juga dimaksudkan sebagai bahan
penyaji dalam melaksanakan seminar.
Dalam
menyelesaikan makalah ini , penulis dibantu oleh banyak pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu yang dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
atas bantuan yang diberikan secara material dan spiritual.
Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan kami dalam menjalani pembuatan makalah seminar ini ,
dan untuk lebih lanjut kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk hasil yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Demikianlah
makalah ini kami sampaikan semoga berguna bagi para pembaca dan penulis
haturkan maaf atas kesalahan yang terdapat.
Jambi, Januari 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu Negara yang
terletak dalam pertemuan 5 lempeng dunia , selain tu Indonesia juga terletak
direntetan gunung berapi mulai dari aceh hingga ke Maluku.
Akhir akhir ini berbagai bencana
sepertinya belum bisa lepas dari Negara kita mulai dari kebakaran pabrik
petrokimia , banjir , tanah longsor, gempa bumi dan tsunami , letusan gunung
berapi bahkan yang lebih up to date adalah terbakarnya kilang minyak di
plumpang Jakarta utara, hal menggambarkan bahwa masih rentannya masyarakat
menjadi korban bencana. Bencana yang pernah kita kenal ada dua macam yaitu ,
bencana yang bersifat umum (menyangkut orang banyak) dan bencana yang hanya
terjadi pada satu atau beberapa orang saja atau sering kita sebut sebagai kecelakaan.
Tidak seorangpun yang dapat memprediksikan akan terjadi kecelakaan , pada
umumnya kecelakaan terjadi secara mendadak dan seringnya kita sebagai tenaga
kesehatan tidak cukup siap untuk menolong korban walaupun berpuluh – puluh
teori sudah kita pelajari. Kita tentu masih ingat tentang gawat darurat ,
bahkan kata kata itu sudah menjadi kata kata setiap hari yang sering kita
ucapkan walaupun belum tentu benar dalam mengartikannya .
Gawat artinya mengancam nyawa, sedangkan
Darurat adalah perlu mendapatkan penanganan atau tindakan dengan segera untuk
menghilangkan ancaman nyawa korban . sebenarnya dalam tubuh kita terdapat
berbagai organ dan semua itu terbentuk dari sel sel , sel tersebut akan tetap
hidup bila pasokan oksigen tidak terhenti , dan kematian tubuh itu akan timbul
jika sel tidak bia mendapatkan pasokan oksigen . pada kasus kegawat daruratan
yang kita ketahui seperti Asma bronchial , Gangguan system integument luka
bakar, gangguan system perkemihan cronik kidney desease , brain injury, cidera
kepala , Fraktur, trauma abdomen bahkan gangguan pada ventilasi yang merupakan
kasus kasus yang sering kita ketemui dapat mengancam jiwa korban hingga dapat menyebabkan kematian apabila
tidak dalakukan tindakan penangan segera . Kematian ada dua macam yaitu mati
klinis dan mati biologis , mati klinis adalah apabila seorang penderita henti
nafas dan henti jantung , waktunya 6-8 menit setelah terhentinya pernafasan dan
sirkulasi tubuh sedangkan mati biologis adalah mulai terjadinya kerusakan sel
sel otak dan waktunya dimulai 6 sampai dengan 8 menit setelah berhentinya
pernafasan dan sirkulasi.
Fraktur menurut FKUI (2000) adalah
rusaknya dan terputusnya kontinuitas pada tulang. Pengertian fraktur pada
anggota tubuh , disesuaikan menurut anatominya , misalnya, Radius . dari
pengertian diatas, fraktur radius sinistra merupakan suatu gangguan integritas
tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadi pada lengan bawah
sebelah kiri .
Penyebab fraktur bias terjadi terdiri
dari beberapa hal , yaitu fraktur akibat peristiwa trauma yakni sebagian
fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba tiba berlebihan yang dapat berupa
pemukulan , penghancuran , perubahan pemuntiran atau penarikan . fraktur bias
juga disebabkan oleh akibat peristiwa kelelahan atau teknan, retak dapat
terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat takanan
berulang ulang . penyebab lain yaitu fraktur patologik karena kelemahan pada
tulang.
Penatalaksanaan fraktur memerlukan
tindakan yang rinci yaitu dengan mengembalikan atau memperbaiki bagian bagian
yang patah ke dalam bentuk semula , imobilisasi untuk mempertahankan bentuk dan
memperbaiki fungsi bagian tulang yang rusak. Dengan sedemikian rumitnya penanganan
fraktur tersebut maka peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan gawat
darurat pada pasien yang mengalami fraktur secara komprehensif sehingga pasien
mendapatkan perawatan yang optimal. Oleh sebab itu penanganan pada pasien yang
mengalami fraktur memerlukan pengawasan dan perhatian serta secara teratur dan
diharapkan kerja sama antara keluarga pasien dan tenaga kesehatan (perawat dan
dokter).
Dari uraian diatas penulis merasa
tertarik untuk mengambil kasus ini dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J
DENGAN FRAKTUR TERTUTUP RADIUS SINISTRA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RS.POLRI BAYANGKARA JAMBI”.
1.2
Rumusan Masalah
Dari paparan diatas , maka
permasalahannya adalah bagaimana asuhan keperawatan pada klien Tn.J dengan
Fraktur Tertutup Radius Sinistra di Ruang Instalasi Gawat Darurat RS.Polri
Bayangkara Jambi.
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Tujuan
Umum
Mendapatkan
gambaran secara umum proses keperawatan pada klien dengan fraktur tertutup
radius sinistra di Ruang Instalasi Gawat Darurat RS.Polri Bayangkara Jambi.
2. Tujuan
Khusus
a. Dapat
melakukan pengkajian pada klien dengan fraktur tertutup radius sinistra di
Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.
b. Dapat
mengetahui dan merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan
fraktur tertutup radius sinistra di Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.
c. Dapat
menyusun rencana asuhan keperawatan dengan fraktur tertutup radius sinistra di
Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.
d. Dapat
melaksanakan tindakan keperawatan dengan fraktur tertutup radius sinistra di
Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.
e. Dapat
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan dengan fraktur tertutup
radius sinistra di Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Fraktur
atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur adalah
terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang
yang berlebihan
Fraktur
pada anggota tubuh disesuaikan manurut anatominya , jadi fraktur tertutup
Radius sinistra adalah suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan
rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang
berlebihan yang terjadi pada Lengan bawah sinistra (radius sinistra).
2.2 Derajat
Fraktur
Derajat I:
·
Luka < 1 cm
·
Kerusakan jaringan lunak sedikit , tak
ada tanda luka remuk
·
Fraktur sederhana , tranversal , oblik,
dan kominutif ringan
·
Kontaminasi minimal
Derajat II :
·
Laserasi > 1 cm
·
Kerusakan jaringan lunak , tidak luas ,
flap / avulasi
·
Fraktur Kominutif sedang
·
Kontaminasi sedang
Derajat III :
·
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang
luas, meliputi struktur kulit , otot dan neurovascular serta kontaminasi
derajat tinggi.
2.3 Etiologi
Tulang
bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kakuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan.
Fraktur
dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu :
1. Fraktur
akibat peristiwa trauma
Sebagian fraktur
disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan
, penghancuran, perubahan pemuntiran atau penarikan. Bila tekanan kekuatan
langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga
pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti
akan ikut rusak . pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan
kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan
fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
2. Fraktur
akibat peristiwa kelelahan atau tekanan
Retak dapat terjadi
pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang
ulang . Keadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia , fibula atau
metatarsal terutama pada atlet , penari atau calon tentara yang berjalan baris
berbaris dalam jarak jauh.
3. Fraktur
patologik karena kelemahan pada tulang
Fraktur dapat terjadi
oleh tekanan yuang normal kalau tulang tersebut lunak (misalnya oleh
tumor) atau tulang tulang tersebut
sangat rapuh .
2.4 Patofisiologi
menurut black dan
matassarin (1993) serta Patrick dan woods (1989). Ketika patah tulang, akan
terjadi kerusakan dikorteks, pembuluh darah dan sumsum tulang dan jaringan
lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi pendarahan, kerusakan tulang dan
jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara
tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur.
2.5 Klasifikasi
fraktur
Berikut
ini terdapat beberapa klasifikasi fraktur sebagaiman yang tlah dikemukakan oleh
para ahli :
1.
Menurut depkes (1995), berdasarkan luas
dan garis fraktur meliputi :
a.
Fraktur komplit
Adalah patah atau
kontinutitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua
bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai
kerteks.
b.
Fraktur inkomplit
Adalah patah atau
diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyebrang, sehingga
tidak mengenai korteks ( masih ada korteks yang utuh ).
2.
Menurut black dan matassarin (1993)
yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi :
a.
Fraktur tertutup yaitu Fraktur tanpa adanya komplikasi, integritas
kulit masih utuh, tidak ada gambaran tulang yang keluar dari kulit.
b.
Fraktur terbuka yaitu fraktur yang
merusak jaringan kulit, karena danya hubungan denga lingkungan luar, maka
fraktur terbuka potensial terjadi infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3
grade yaitu :
a)
Derajat I: robekan kulit dengan
kerusakan kulit otot
b)
Derajat II: sepeti grade I dengan memar
kulit dan otot
c)
Derajat III: kerusakan/robekan lebih
dari 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, saraf, otot dan kulit.
3.
Long (1996) mambagi fraktur berdasarkan
garis patah tulang, yaitu :
a.
Gren stick yaitu pada sebelah sisi dari
tulang, sering terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek
b.
Transverse yaitu patah melintang
c.
Longitudinal yaitu patah memanjang
d.
Oblique yaitu garis patah miring
e.
Spiral yaitu patah melingkar
4.
Black dan matassarin (1993)
mengklasifikasikan lagi fraktur berdasarkan kedudukan fragmen yaitu :
a.
Tidak ada dislokasi
b.
Adanya dislokasi, yang dibedakan menjadi
:
1)
Dislokasi at axim yaitu membentuk sudut
2)
Dislokasi at lotus yaitu fragmen tulang
menjauh
3)
Dislokasi longitudinal yaitu berjauhan
memanjang
4)
Dislokasi at lotuscum controltinicum
yaitu fragmen tulang berjauhan dan memendek
2.6 Gambaran
klinik
lewis (2006) menyampaikan manifestasi
klinik fraktur adalah sebagai berikut :
1.
Nyeri
Nyeri yang dirasakan
langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme otot,
tekanan dari patah tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.
2.
Bengkak/edema
Edema muncul lebih
cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur da
extravasi daerah dijaringan sekitarnya.
3.
Memar
Merupakan perubahan
warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah dijaringan sekitarnya.
4.
Penurunan sensansi
Terjadi karena
kerusakan saraf, terkena syaraf karena edema
5.
Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidak
stabilan tulang yang fraktur, nyeri atau spasme otot.
6.
Mobilitas abnormal
Adalah pergerakan yang
terjadi pada bagian yang ada kondisi normalnya tidak ada pergerakan. Ini
terjadi pada fraktur tulang belakang
2.7 Komplikasi
Komplikasi akibat fraktur yang mungkin
terjadi menurut doenges (2000) antara lain :
1.
Shock
2.
Infeksi
3.
Nekrosis divaskuler
4.
Cidera vaskuer dan saraf
5.
Mal union
6.
Borok akibat tekanan
2.8 Penatalaksanaan
fraktur
Terdapat
beberap tujuan penatalaksanaan fraktur menurut Henderson (1997), yaitu
mengembalikan atau memperbaiki bagian-bagian yang patah kedalam bentuk semula,
imobilisasi untuk mempertahankan bentuk dan memperbaiki bagian fungsi tulang
yang rusak. Jenis-jenis fraktur reduction yaitu :
1.
Manipulasi atau close red
Adalah tindakan non bedah
untuk mengembalikan posisi, panjang dan bentuk. Close reduksi dilakukan dengan
dilakukan dengan local anastesi ataupun umum.
2.
Open reduksi
Adalah perbaikan bentuk
tulang dengan tindakan pembedahan sering dilakukan dengan internal fixsasi
menggunakan kawat , screlus, pins, plate, intermedullary rods atau nail.
Kelemahan tindakan ini adlah kemungkinan infeksi dan komplikasi berhubungan
denga nastesia. Jika dilakukan open reduksi internal fiksasi pada tulang maka
akan ada indikasi untuk melakukan ROM.
3.
Traksi
Alat traksi diberikan
dengan kekuatan tarikan pada anggota yang fraktur untuk meluruskan bentuk
tulang. Ada 3 macam yaitu:
a.
Skin traksi
Skin traksi adalah
menarik bagian tulang yang fraktur dengan menempelkan plaster lansung pada
kulit untuk mempertahankan bentuk, membantu menimbulkan spasme otot pada bagian
yang cedera, dan biasanya digunakan untuk jangka pendek (48-72 jam).
b.
Skeletal traksi
Adalah traksi yang
digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan sendi panjang untuk
mempertahankan traksi, memutuskan pins (kawat) kedalam tulang.
c.
Maintenance traksi
Merupakan lanjutan dari
traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara langsung pada tulang depan
kawat atau pins.
2.9 Konsep
dasar keperawatan
a.
Pengkajian
1.
Pengkajian primer
a.
Airway
Adanya
sumbatan/obstruksi jalan nafas oleh adanya penumpukan secret akibat kelemahan
reflek batuk
b.
Breathing
Kelemahan
menelan/ batuk/ melindungi jalan nafas, timbulnya pernapasan yang sulit dan/
tak teratur, suara nafas terdengar ronchi/aspirasi.
c.
Circulation
TD dapat normal atau
meningkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal
pada tahap dini, distrimia, kulit dan membrane mukosa pucat, dingin, sianosis,
pada tahap lanjut.
2.
Pengkajian skunder
a.
Akitivitas/istirahat
1)
Kehilangan fungsi pada bagian yang
terkena
2)
Keterbatasan mobilitas
b.
Sirkulasi
1)
Hipertensi (kadang terlihat sebagai
respon nyeri / ansietas)
2)
Hipotensi
3)
Tachikardi
4)
Penurunan nadi pada distal yang cedera
5)
Capillary refill melambat
6)
Pucat pada bagian yang terkena
7)
Masa hematoma pada sisi cedera
c.
Neorosensori
1)
Kesemutan
2)
Deformitas, krepitasi, pemendekan
3)
Kelemahan
d.
Kenyamanan
1)
Nyeri tiba-tiba saat cidera
2)
Spasme kram otot
e.
Keamanan
1)
Laserasi kulit
2)
Perdarahan
3)
perubahan warna
4)
pembekakan local
b.
Diagnosa
keperawatan
1.
Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan
sekitar fraktur, kerusakn rangka neuro muskuler
2.
Nyeri b.d spasme otot, pergeseran
fragmen tulang
3.
Kerusakan integritas jaringan b.d
fraktur terbuka, bedah perbaikan
c.
Perencanaan
1.
Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera
jaringan sekitar fraktur, kerusakn rangka neuro muskuler
Tujuan : kerusakan
mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakuakn tindakan keperawatan.
kriteria
hasil :
1)
Meningkatakan mobilitas pada tingkat
paling tinggi yang mungkin
2)
Mempertahankan posisi fungsional
3)
Menunjukan tehnik mampu melakukan
aktivitas
Intervensi :
1)
Pertahankan tirah baring dalam posisi
yang diprogramkan
2)
Tinggikan ekstremitas yang sakit
3)
Instruksikan klien/bantu dalam latihan
rentang gerak ekstremitas yang sakit
4)
Jelaskan pandangan dan keterbatasan
dalam aktivitas
5)
Ubah posisi secara periodic
6)
Kolaborasi fisioterapi
2.
Nyeri b.d spasme otot, pergeseran
fragmen tulang
Tujuan
:
Nyeri
berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
kriteria
hasil :
1)
Klien mengatakan nyeri berkurang
2)
Tampak rileks
3)
Tekanan darah normal
4)
Tidak ada peningkatan nadi dan RR
Intervensi :
1)
Kaji ulang lokasi, intesitas dan tipe
nyeri
2)
Pertahankan imobilisasi bagian yang
sakit dengan tirah baring
3)
Berikan lingkungan yang tenang
4)
Ganti posisi dengan bantuan bila
ditoleransi
5)
Jelaskan prosedur sebelum memulai
6)
Lakukan dan awasi latihan rentang gerak
pasif /aktif
3.
Kerusakan integritas jaringan b.d
fraktur terbuka, bedah perbaikan
Tujuan
:
Kerusakan
integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan
kriteria
hasil :
1)
Penyembuhan luka sesuai waktu
2)
Tidak ada laserasi, integritas kulit
baik
Intervensi :
1)
Kaji ulang integritas luka
2)
Monitor suhu tubuh
3)
Lakukan perawtan kulit
4)
Lakukan alih posisi dengan sering
5)
Masase kulit sekitar
6)
Kolaborasi pemberian antibiotik
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama pasien : Tn.J
Umur :
39 Th
Diagnosa Medis : Fraktur Tertutup Radius Sinistra
Tanggal Masuk : 24 Desember 2012
Tanggal Pengkajian : 24 Desember 2012
1. PENGKAJIAN
PRIMER / PRIMARY SURVEY
A. Airway : Jalan nafas bebas
tidak ada sumbatan, karena pada saat Os masuk ke ruang IGD pada pengkajian
Jalan nafas , tidak terlihat adanya sumbatan jalan nafas baik berupa lendir,
darah , benda asing dan sebagainya.
B. Breathing : Pada pola pernafasan Os terlihat sesak
d/d Respirasi diatas normal , yaitu 29 X/i (Tachypnoe), tidak ditemukannya trauma
dada, suara nafas Vesikuler.
C. Circulation : Tidak adanya perdarahan , akral hangat ,
N: 80 X/i , Sianosis (-) , CRT( >
2 detik )
D. Disability : GCS : 14 , E:4 M:5 V:5 , Pupil :
Isokhor
2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN ( Berdasarka Pengkajian Primer )
1. Nyeri
Akut b/d Spasme otot dan perubahan
fragmen tulang
2. Kerusakan
mobilitas fisik b/d fraktur , terputusnya kontinuitas jaringan
3. Resiko
Tinggi Trauma b/d Kekurangan Integritas Tulang , kelemahan tonus otot
3. TINDAKAN
KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN ( Untuk mengatasi masalah dari pengkajian primer )
1. Nyeri
b/d Spasme otot dan perubahan fragmen tulang
·
Kaji karakteristik nyeri , lokasi ,
durasi, intensitas dan Skala nyeri
·
Tinggikan Ekstremitas yang sakit ,
berikan penyangga pada daerah yang sakit
·
Bantu latihan rentang gerak pada daerah
yang sakit bertahap
·
Kolaborasi dalam pemberian terapi
Analgetik
2. Kerusakan
Mobilitas fisik b/d Fraktur , Terputusnya Kontuinuitas jaringan
·
Kaji derajat mobilitas yang di hasilkan
oleh lokasi cidera
·
Perhatikan persepsi pasien terhadap
mobilitas
·
Bantu dalam Range Of Motion (ROM) Pasif
maupun Aktif
3. Resiko
tinggi trauma b/d kekurangan integritas tulang , kelemahan tonus otot
·
Perhatikan tirah baring
·
Tempatkan pasien pada tempat tidur
ortopedi
·
Sokong fraktue dengan bantal
·
Evaluasi keadaan klien
4. Evaluasi
hasil tindakan
·
Mengatasi rasa neri / Nyeri berkurang
·
Pasien mendapatkan mobilitas dalam
tingkat optimal
·
Mempertahankan stabilitas dan posisi
fraktur
5. PENGKAJIAN
SEKUNDER / SECONDARY SURVEY
( Meliputi pengkajian
riwayat kesehatan dan pengkajian fisik head toe toe )
a. Riwayat
kesehatan yang lalu : OS Tidak ada
riwayat penyakit berat
b. Riwayat
kesehatan sekarang : OS Masuk ke Ruang
IGD dengan keluhan nyeri pada lengan kiri akibat cidera , kesadaran Compos
Mentis (CM ) GCS : 14 E: 4 M: 5 V:5 , Dengan lengan kiri tidak bisa
digerakkan akibat nyeri , OS Masih merasakan nyeri dan tampak maringis ketika
menggerakkan daerah fraktur , N : 80 X/i
c. Pemeriksaan
Fisik : K/U Lemah
Tanda tanda vital : TD :120/70 , N: 80 X/i , S: 37 ˚C , R:
29 X/i
1. Kepala : Tidak luka, Lecet , Kulit
kepala bersih , tidak terdapat benjolan ,
2. Leher : Tidak ada pembengkakan ,
distensi vena jugularis (-) , Jakun normal ,
3. Dada : Struktur : simetris antara
dada kiri dan kanan , tidak terjadi jejas ( trauma dada (-) ) , Suara nafas
Vesikuler, pengembangan dada tampak cepat , RR : 29 X/i
4. Paru-Paru : Pengembangan paru baik , tidak
terjadi pembesaran
5. Jantung
: Tidak terjadi
pembesaran / Kardiomegali (-) , N : 80 X/i
6. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan , tidak
terdapat memar ,
Asites (-) , Tidak ada
trauma abdomen
7. Ekstremitas
atas : Terdapat cidera pada lengan
bawah kiri , tangan kiri sulit untuk digerakkan ,
8. Ekstremitas
bawah : Normal
6. PEMERIKSAAN
PENUNJANGAN
·
Rontgen
7. DIAGNOSA
KEPERAWATAN (Berdasarkan hasil Pengkajian Sekunder dan pemeriksaan penunjang )
1. Nyeri
akut b/d spasme otot dan perubahan
fragmen tulang
2. Kerusakan
mobilitas fisik b/d fraktur, terputusnya kontinuitas jaringan
8. TINDAKAN
KEPERAWATAN PRINSIP ( Meliputi tindakan mandiri dan kolaborasi )
·
Memberikan posisi nyaman
·
Bantu klien dalam rentang gerak pada
daerah yang sakit ( ROM)
·
Tinggikan ekstremitas yang sakit
·
Kaji karakteristik nyeri, lokasi,
durasi, intensitas nyeri dan sakala nyeri
·
Kaji drajat mobilitas yang dihasilkan
oleh cidera
9. MONITORING
KLIEN ( Monitor atau pengkajian berkelanjutan yang dilakukan dan hasil yang
didapat )
·
Pada pernafasan sesak berkurang
(tachypnoe) setelah di berikan O2
·
Tangan klien yang fraktur telah di
perban dan dibidai.
·
OS mulai tampak tenang
10. EVALUASI
HASIL TINDAKAN (Hasil yang didapat saat akhir perawatan )
·
Klien tampak lebih tenang dengan tangan
kiri atau os.ulna /radius yang telah terbidai dan telah dibalut dengan perban
yang telah diberikan.
·
Nyeri berkurang setelah diberikan terapi
analgetik
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari asuhan
keperawatan pada Tn.J dengan Fraktur tertutup radius sinistra merupakan
terputusnya jaringan dan kontinuitas tulang radius sebelah kiri pada klien .
sedangkan penyebab dari fraktur tersebut adalah kecelakaan mesin kerja yang
mengenai bagian lengan bawah sebelah kiri klien. Adapun tanda dan gejala dari
fraktue tersebut adalah klien merasakan nyeri hebat dan sulit untuk
menggerakkan bgaian fraktur tersebut yaitu bagian lengan bawah sebelah kiri.
Dari asuhan keperawatan
yang diberikan pada Klien Tn.J maka penulis dapat mengambil kesimpulan:
1. Pengkajian
Pengkajian pada Tn.J ditemukan data
Nyeri Akut, Kerusakan Mobilitas fisik , Resiko Trauma dan pemeriksaan penunjang
hanya dilakukan Rontgen.
2. Diagnosa
Keperawatan
Dari hasil pengkajian
Tn.J dapat dirumuskan 3 diagnosa keperawatan yaitu, Nyeri Akut b/d Spasme otot dan perubahan fragmen tulang,
Kerusakan mobilitas
fisik b/d fraktur , terputusnya kontinuitas jaringan , Resiko Tinggi Trauma b/d
Kekurangan Integritas Tulang , kelemahan tonus otot.
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan
telah disusun masalah menurut prioritas sesuai dengan data kondisi klien dengan
berpedoman kepada kebutuhan dasar manusia manurut Abraham maslow dan tingkat
kpentingannya .
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan
tindakan pada klien Tn.J sesuai dengan rencana yang telah disusun dan dilakukan
oleh penulis sendiri , perawat ruangan dan klien sendiri.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan , ada beberapa masalah teratasi sesuai dengan tujuan ,
kriteria hasil seperti masalah nyeri, gangguan mobilitas dan resiko trauma.
B. Saran
1. Untuk
Rumah Sakit
a. Meningkatkan
mutu pendidikan baik tiap tiap perawatnya dimana dalam hal ini tidak hanya
dibutuhkan skill dalam tiap tindakan yang akan dilakuakn namun intelegensi tiap
tindakan hendaknya dilakukan juga
b. Mengadakan
seminar seminar yang berhubungan dengan Fraktur
2. Untuk
Institusi Pendidikan
a. Memperdalam
materi pada setiap mahasiswa dalam pemahaman materi Fraktur
b. Memperbanyak
literature tantang Fraktur .
DAFTAR PUSTAKA
Musliha . (2010). Keperawatan Gawat
Darurat. Yogyakarta, Salemba Medika
Mansjoer, arif dkk .(2000).Kapita
Selekta Kedokteran.Jakarta, Media
Aesculapius
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan
puji syukur kehadirat ALLAH SWAT dan berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah seminar yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J
DENGAN FRAKTUR TERTUTUP RADIUS SINISTRA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RS.POLRI BAYANGKARA JAMBI”
Penulisan
makalah ini merupakan suatu tahap dalam pemenuhan tugas praktik klinik di
RS.Polri Bayangkara Jambi yang mana makalah ini juga dimaksudkan sebagai bahan
penyaji dalam melaksanakan seminar.
Dalam
menyelesaikan makalah ini , penulis dibantu oleh banyak pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu yang dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
atas bantuan yang diberikan secara material dan spiritual.
Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan kami dalam menjalani pembuatan makalah seminar ini ,
dan untuk lebih lanjut kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk hasil yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Demikianlah
makalah ini kami sampaikan semoga berguna bagi para pembaca dan penulis
haturkan maaf atas kesalahan yang terdapat.
Jambi, Januari 2013
Penulis
MAKALAH
SEMINAR
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN FRAKTUR TERTUTUP
RADIUS SINISTRA DI RUANG IGD RS.POLRI
BAYANGKARA
JAMBI
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
7
1.
FERI
SAPUTRA 7.
ARI PUTRA
2.
MUHAMMAD
AS’AD 8. ELDO RADO NAIBAHO
3.
ERA
JULIANI 9. FEBRILIANI
4.
MEGA
HERAWATI 10. KUMALA SARI
5.
MUTIARA
SARI 11. LASTRI RAMAULI
6.
RIZKI
ELISA POSPOS 12. SRI LESTARI
DOSEN
PEMBIMBING
SERKA.RIDUAN
PURBA, AMK
AKADEMI
KEPERAWATAN GARUDA PUTIH
JAMBI
T/A
2012/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar