Selasa, 15 Januari 2013

askep fraktur


KATA PENGANTAR

            Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWAT dan berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah seminar yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN FRAKTUR TERTUTUP RADIUS SINISTRA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RS.POLRI BAYANGKARA JAMBI”
                        Penulisan makalah ini merupakan suatu tahap dalam pemenuhan tugas praktik klinik di RS.Polri Bayangkara Jambi yang mana makalah ini juga dimaksudkan sebagai bahan penyaji dalam melaksanakan seminar.
            Dalam menyelesaikan makalah ini , penulis dibantu oleh banyak pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan secara material dan spiritual.
            Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami dalam menjalani pembuatan makalah seminar ini , dan untuk lebih lanjut kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk hasil yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Demikianlah makalah ini kami sampaikan semoga berguna bagi para pembaca dan penulis haturkan maaf atas kesalahan yang terdapat.
                                                                                    Jambi, Januari 2013

                                                                                                            Penulis
MAKALAH SEMINAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN FRAKTUR TERTUTUP
 RADIUS SINISTRA DI RUANG IGD RS.POLRI BAYANGKARA
JAMBI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1.      FERI SAPUTRA                                 7.    ARI PUTRA                    
2.      MUHAMMAD AS’AD            8.    ELDO RADO NAIBAHO
3.      ERA JULIANI                         9.    FEBRILIANI
4.      MEGA HERAWATI             10.    KUMALA SARI
5.      MUTIARA SARI                   11.    LASTRI RAMAULI
6.      RIZKI ELISA POSPOS        12.    SRI LESTARI

DOSEN PEMBIMBING
SERKA.RIDUAN PURBA, AMK

AKADEMI KEPERAWATAN GARUDA PUTIH
JAMBI
T/A 2012/2013
KATA PENGANTAR

            Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWAT dan berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah seminar yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN FRAKTUR TERTUTUP RADIUS SINISTRA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RS.POLRI BAYANGKARA JAMBI”
                        Penulisan makalah ini merupakan suatu tahap dalam pemenuhan tugas praktik klinik di RS.Polri Bayangkara Jambi yang mana makalah ini juga dimaksudkan sebagai bahan penyaji dalam melaksanakan seminar.
            Dalam menyelesaikan makalah ini , penulis dibantu oleh banyak pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan secara material dan spiritual.
            Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami dalam menjalani pembuatan makalah seminar ini , dan untuk lebih lanjut kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk hasil yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Demikianlah makalah ini kami sampaikan semoga berguna bagi para pembaca dan penulis haturkan maaf atas kesalahan yang terdapat.
                                                                                    Jambi, Januari 2013

                                                                                                            Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu Negara yang terletak dalam pertemuan 5 lempeng dunia , selain tu Indonesia juga terletak direntetan gunung berapi mulai dari aceh hingga ke Maluku.
Akhir akhir ini berbagai bencana sepertinya belum bisa lepas dari Negara kita mulai dari kebakaran pabrik petrokimia , banjir , tanah longsor, gempa bumi dan tsunami , letusan gunung berapi bahkan yang lebih up to date adalah terbakarnya kilang minyak di plumpang Jakarta utara, hal menggambarkan bahwa masih rentannya masyarakat menjadi korban bencana. Bencana yang pernah kita kenal ada dua macam yaitu , bencana yang bersifat umum (menyangkut orang banyak) dan bencana yang hanya terjadi pada satu atau beberapa orang saja atau sering kita sebut sebagai kecelakaan. Tidak seorangpun yang dapat memprediksikan akan terjadi kecelakaan , pada umumnya kecelakaan terjadi secara mendadak dan seringnya kita sebagai tenaga kesehatan tidak cukup siap untuk menolong korban walaupun berpuluh – puluh teori sudah kita pelajari. Kita tentu masih ingat tentang gawat darurat , bahkan kata kata itu sudah menjadi kata kata setiap hari yang sering kita ucapkan walaupun belum tentu benar dalam mengartikannya .
Gawat artinya mengancam nyawa, sedangkan Darurat adalah perlu mendapatkan penanganan atau tindakan dengan segera untuk menghilangkan ancaman nyawa korban . sebenarnya dalam tubuh kita terdapat berbagai organ dan semua itu terbentuk dari sel sel , sel tersebut akan tetap hidup bila pasokan oksigen tidak terhenti , dan kematian tubuh itu akan timbul jika sel tidak bia mendapatkan pasokan oksigen . pada kasus kegawat daruratan yang kita ketahui seperti Asma bronchial , Gangguan system integument luka bakar, gangguan system perkemihan cronik kidney desease , brain injury, cidera kepala , Fraktur, trauma abdomen bahkan gangguan pada ventilasi yang merupakan kasus kasus yang sering kita ketemui  dapat mengancam jiwa korban  hingga dapat menyebabkan kematian apabila tidak dalakukan tindakan penangan segera . Kematian ada dua macam yaitu mati klinis dan mati biologis , mati klinis adalah apabila seorang penderita henti nafas dan henti jantung , waktunya 6-8 menit setelah terhentinya pernafasan dan sirkulasi tubuh sedangkan mati biologis adalah mulai terjadinya kerusakan sel sel otak dan waktunya dimulai 6 sampai dengan 8 menit setelah berhentinya pernafasan dan sirkulasi.
Fraktur menurut FKUI (2000) adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas pada tulang. Pengertian fraktur pada anggota tubuh , disesuaikan menurut anatominya , misalnya, Radius . dari pengertian diatas, fraktur radius sinistra merupakan suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadi pada lengan bawah sebelah kiri .
Penyebab fraktur bias terjadi terdiri dari beberapa hal , yaitu fraktur akibat peristiwa trauma yakni sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan , penghancuran , perubahan pemuntiran atau penarikan . fraktur bias juga disebabkan oleh akibat peristiwa kelelahan atau teknan, retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat takanan berulang ulang . penyebab lain yaitu fraktur patologik karena kelemahan pada tulang.
Penatalaksanaan fraktur memerlukan tindakan yang rinci yaitu dengan mengembalikan atau memperbaiki bagian bagian yang patah ke dalam bentuk semula , imobilisasi untuk mempertahankan bentuk dan memperbaiki fungsi bagian tulang yang rusak. Dengan sedemikian rumitnya penanganan fraktur tersebut maka peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien yang mengalami fraktur secara komprehensif sehingga pasien mendapatkan perawatan yang optimal. Oleh sebab itu penanganan pada pasien yang mengalami fraktur memerlukan pengawasan dan perhatian serta secara teratur dan diharapkan kerja sama antara keluarga pasien dan tenaga kesehatan (perawat dan dokter).
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus ini dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN FRAKTUR TERTUTUP RADIUS SINISTRA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RS.POLRI BAYANGKARA JAMBI”.
1.2              Rumusan Masalah
Dari paparan diatas , maka permasalahannya adalah bagaimana asuhan keperawatan pada klien Tn.J dengan Fraktur Tertutup Radius Sinistra di Ruang Instalasi Gawat Darurat RS.Polri Bayangkara Jambi.
 1.3      Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum proses keperawatan pada klien dengan fraktur tertutup radius sinistra di Ruang Instalasi Gawat Darurat RS.Polri Bayangkara Jambi.
2.      Tujuan Khusus
a.       Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan fraktur tertutup radius sinistra di Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.
b.      Dapat mengetahui dan merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan fraktur tertutup radius sinistra di Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.
c.       Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan dengan fraktur tertutup radius sinistra di Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.
d.      Dapat melaksanakan tindakan keperawatan dengan fraktur tertutup radius sinistra di Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.
e.       Dapat mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan dengan fraktur tertutup radius sinistra di Ruang IGD RS.Polri Bayangkara Jambi.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan
Fraktur pada anggota tubuh disesuaikan manurut anatominya , jadi fraktur tertutup Radius sinistra adalah suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadi pada Lengan bawah sinistra (radius sinistra).
2.2  Derajat Fraktur
Derajat I:
·         Luka < 1 cm
·         Kerusakan jaringan lunak sedikit , tak ada tanda luka remuk
·         Fraktur sederhana , tranversal , oblik, dan kominutif ringan
·         Kontaminasi minimal
Derajat II :
·         Laserasi > 1 cm
·         Kerusakan jaringan lunak , tidak luas , flap / avulasi
·         Fraktur Kominutif sedang
·         Kontaminasi sedang
Derajat III :
·         Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit , otot dan neurovascular serta kontaminasi derajat tinggi.
2.3  Etiologi
Tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kakuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu :
1.      Fraktur akibat peristiwa trauma
Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan , penghancuran, perubahan pemuntiran atau penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak . pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
2.      Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan
Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang ulang . Keadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia , fibula atau metatarsal terutama pada atlet , penari atau calon tentara yang berjalan baris berbaris dalam jarak jauh.
3.      Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yuang normal kalau tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor)  atau tulang tulang tersebut sangat rapuh .
2.4  Patofisiologi
       menurut black dan matassarin (1993) serta Patrick dan woods (1989). Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan dikorteks, pembuluh darah dan sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi pendarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur.
2.5  Klasifikasi fraktur
       Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi fraktur sebagaiman yang tlah dikemukakan oleh para ahli :
1.        Menurut depkes (1995), berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi :
a.         Fraktur komplit
Adalah patah atau kontinutitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai kerteks.

b.        Fraktur inkomplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyebrang, sehingga tidak mengenai korteks ( masih ada korteks yang utuh ).
2.        Menurut black dan matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi :
a.         Fraktur tertutup yaitu  Fraktur tanpa adanya komplikasi, integritas kulit masih utuh, tidak ada gambaran tulang yang keluar dari kulit.
b.        Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena danya hubungan denga lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 grade yaitu :
a)        Derajat I: robekan kulit dengan kerusakan kulit otot
b)        Derajat II: sepeti grade I dengan memar kulit dan otot
c)        Derajat III: kerusakan/robekan lebih dari 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, saraf, otot dan kulit.
3.        Long (1996) mambagi fraktur berdasarkan garis patah tulang, yaitu :
a.         Gren stick yaitu pada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek
b.        Transverse yaitu patah melintang
c.         Longitudinal yaitu patah memanjang
d.        Oblique yaitu garis patah miring
e.         Spiral yaitu patah melingkar
4.        Black dan matassarin (1993) mengklasifikasikan lagi fraktur berdasarkan kedudukan fragmen yaitu :
a.         Tidak ada dislokasi
b.        Adanya dislokasi, yang dibedakan menjadi :
1)        Dislokasi at axim yaitu membentuk sudut
2)        Dislokasi at lotus yaitu fragmen tulang menjauh
3)        Dislokasi longitudinal yaitu berjauhan memanjang
4)        Dislokasi at lotuscum controltinicum yaitu fragmen tulang berjauhan dan memendek
2.6  Gambaran klinik
lewis (2006) menyampaikan manifestasi klinik fraktur adalah sebagai berikut :
1.        Nyeri
Nyeri yang dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patah tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.
2.        Bengkak/edema
Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur da extravasi daerah dijaringan sekitarnya.


3.        Memar
Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah dijaringan sekitarnya.
4.        Penurunan sensansi
Terjadi karena kerusakan saraf, terkena syaraf karena edema
5.        Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidak stabilan tulang yang fraktur, nyeri atau spasme otot.
6.        Mobilitas abnormal
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian yang ada kondisi normalnya tidak ada pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang belakang
2.7  Komplikasi
Komplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi menurut doenges (2000) antara lain :
1.        Shock
2.        Infeksi
3.        Nekrosis divaskuler
4.        Cidera vaskuer dan saraf
5.        Mal union
6.        Borok akibat tekanan


2.8  Penatalaksanaan fraktur
Terdapat beberap tujuan penatalaksanaan fraktur menurut Henderson (1997), yaitu mengembalikan atau memperbaiki bagian-bagian yang patah kedalam bentuk semula, imobilisasi untuk mempertahankan bentuk dan memperbaiki bagian fungsi tulang yang rusak. Jenis-jenis fraktur reduction yaitu :
1.        Manipulasi atau close red
Adalah tindakan non bedah untuk mengembalikan posisi, panjang dan bentuk. Close reduksi dilakukan dengan dilakukan dengan local anastesi ataupun umum.
2.        Open reduksi
Adalah perbaikan bentuk tulang dengan tindakan pembedahan sering dilakukan dengan internal fixsasi menggunakan kawat , screlus, pins, plate, intermedullary rods atau nail. Kelemahan tindakan ini adlah kemungkinan infeksi dan komplikasi berhubungan denga nastesia. Jika dilakukan open reduksi internal fiksasi pada tulang maka akan ada indikasi untuk melakukan ROM.
3.        Traksi
Alat traksi diberikan dengan kekuatan tarikan pada anggota yang fraktur untuk meluruskan bentuk tulang. Ada 3 macam yaitu:
a.         Skin traksi
Skin traksi adalah menarik bagian tulang yang fraktur dengan menempelkan plaster lansung pada kulit untuk mempertahankan bentuk, membantu menimbulkan spasme otot pada bagian yang cedera, dan biasanya digunakan untuk jangka pendek (48-72 jam).
b.        Skeletal traksi
Adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi, memutuskan pins (kawat) kedalam tulang.
c.         Maintenance traksi
Merupakan lanjutan dari traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara langsung pada tulang depan kawat atau pins.

2.9  Konsep dasar keperawatan
a.        Pengkajian
1.        Pengkajian primer
a.         Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas oleh adanya penumpukan secret akibat kelemahan reflek batuk
b.        Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan nafas, timbulnya pernapasan yang sulit dan/ tak teratur, suara nafas terdengar ronchi/aspirasi.



c.         Circulation
TD dapat normal atau meningkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, distrimia, kulit dan membrane mukosa pucat, dingin, sianosis, pada tahap lanjut.
2.        Pengkajian skunder
a.         Akitivitas/istirahat
1)        Kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
2)        Keterbatasan mobilitas
b.        Sirkulasi
1)        Hipertensi (kadang terlihat sebagai respon nyeri / ansietas)
2)        Hipotensi
3)        Tachikardi
4)        Penurunan nadi pada distal yang cedera
5)        Capillary refill melambat
6)        Pucat pada bagian yang terkena
7)        Masa hematoma pada sisi cedera
c.         Neorosensori
1)        Kesemutan
2)        Deformitas, krepitasi, pemendekan
3)        Kelemahan
d.        Kenyamanan
1)        Nyeri tiba-tiba saat cidera
2)        Spasme kram otot
e.         Keamanan
1)        Laserasi kulit
2)        Perdarahan
3)        perubahan warna
4)         pembekakan local
b.        Diagnosa keperawatan
1.        Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitar fraktur, kerusakn rangka neuro muskuler
2.        Nyeri b.d spasme otot, pergeseran fragmen tulang
3.        Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka, bedah perbaikan
c.         Perencanaan
1.        Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitar fraktur, kerusakn rangka neuro muskuler
Tujuan : kerusakan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakuakn tindakan keperawatan.
kriteria hasil :
1)        Meningkatakan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
2)        Mempertahankan posisi fungsional
3)        Menunjukan tehnik mampu melakukan aktivitas
Intervensi :
1)        Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
2)        Tinggikan ekstremitas yang sakit
3)        Instruksikan klien/bantu dalam latihan rentang gerak ekstremitas yang sakit
4)        Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
5)        Ubah posisi secara periodic
6)        Kolaborasi fisioterapi
2.        Nyeri b.d spasme otot, pergeseran fragmen tulang
Tujuan :
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
kriteria hasil :
1)        Klien mengatakan nyeri berkurang
2)        Tampak rileks
3)        Tekanan darah normal
4)        Tidak ada peningkatan nadi dan RR
Intervensi :
1)        Kaji ulang lokasi, intesitas dan tipe nyeri
2)        Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
3)        Berikan lingkungan yang tenang
4)        Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
5)        Jelaskan prosedur sebelum memulai
6)        Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif /aktif


3.        Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka, bedah perbaikan
Tujuan :
Kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan
kriteria hasil :
1)        Penyembuhan luka sesuai waktu
2)        Tidak ada laserasi, integritas kulit baik
Intervensi :
1)        Kaji ulang integritas luka
2)        Monitor suhu tubuh
3)        Lakukan perawtan kulit
4)        Lakukan alih posisi dengan sering
5)        Masase kulit sekitar
6)        Kolaborasi pemberian antibiotik








BAB III
TINJAUAN KASUS
            Nama pasien                : Tn.J
            Umur                           : 39 Th
            Diagnosa Medis          : Fraktur Tertutup Radius Sinistra
            Tanggal Masuk            : 24 Desember 2012
            Tanggal Pengkajian     : 24 Desember 2012
1.      PENGKAJIAN PRIMER / PRIMARY SURVEY
A.    Airway                        : Jalan nafas bebas tidak ada sumbatan, karena pada saat Os masuk ke ruang IGD pada pengkajian Jalan nafas , tidak terlihat adanya sumbatan jalan nafas baik berupa lendir, darah , benda asing dan sebagainya.

B.     Breathing        : Pada pola pernafasan Os terlihat sesak d/d Respirasi diatas normal , yaitu 29 X/i (Tachypnoe), tidak ditemukannya trauma dada, suara nafas Vesikuler.

C.     Circulation      : Tidak adanya perdarahan , akral hangat , N: 80 X/i , Sianosis (-) ,      CRT( > 2 detik )           

D.    Disability         : GCS : 14 , E:4 M:5 V:5 , Pupil : Isokhor
2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN ( Berdasarka Pengkajian Primer )
1.      Nyeri Akut  b/d Spasme otot dan perubahan fragmen tulang
2.      Kerusakan mobilitas fisik b/d fraktur , terputusnya kontinuitas jaringan
3.      Resiko Tinggi Trauma b/d Kekurangan Integritas Tulang , kelemahan tonus otot

3.      TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN ( Untuk mengatasi masalah dari pengkajian primer )
1.      Nyeri b/d Spasme otot dan perubahan fragmen tulang
·         Kaji karakteristik nyeri , lokasi , durasi, intensitas dan Skala nyeri
·         Tinggikan Ekstremitas yang sakit , berikan penyangga pada daerah yang sakit
·         Bantu latihan rentang gerak pada daerah yang sakit bertahap
·         Kolaborasi dalam pemberian terapi Analgetik
2.      Kerusakan Mobilitas fisik b/d Fraktur , Terputusnya Kontuinuitas jaringan
·         Kaji derajat mobilitas yang di hasilkan oleh lokasi cidera
·         Perhatikan persepsi pasien terhadap mobilitas
·         Bantu dalam Range Of Motion (ROM) Pasif maupun Aktif

3.      Resiko tinggi trauma b/d kekurangan integritas tulang , kelemahan tonus otot
·         Perhatikan tirah baring
·         Tempatkan pasien pada tempat tidur ortopedi
·         Sokong fraktue dengan bantal
·         Evaluasi keadaan klien

4.      Evaluasi hasil tindakan
·         Mengatasi rasa neri / Nyeri berkurang
·         Pasien mendapatkan mobilitas dalam tingkat optimal
·         Mempertahankan stabilitas dan posisi fraktur

5.      PENGKAJIAN SEKUNDER / SECONDARY SURVEY
( Meliputi pengkajian riwayat kesehatan dan pengkajian fisik head toe toe )
a.       Riwayat kesehatan yang lalu  : OS Tidak ada riwayat penyakit berat
b.      Riwayat kesehatan sekarang   : OS Masuk ke Ruang IGD dengan keluhan nyeri pada lengan kiri akibat cidera , kesadaran Compos Mentis (CM ) GCS : 14  E: 4 M: 5  V:5 , Dengan lengan kiri tidak bisa digerakkan akibat nyeri , OS Masih merasakan nyeri dan tampak maringis ketika menggerakkan daerah fraktur , N : 80 X/i
c.       Pemeriksaan Fisik       : K/U Lemah
Tanda tanda vital        : TD :120/70 , N: 80 X/i , S: 37 ˚C , R: 29 X/i
1.      Kepala                   : Tidak luka, Lecet , Kulit kepala bersih , tidak terdapat benjolan ,
2.      Leher                     : Tidak ada pembengkakan , distensi vena jugularis (-) , Jakun normal ,
3.      Dada                     : Struktur : simetris antara dada kiri dan kanan , tidak terjadi jejas ( trauma dada (-) ) , Suara nafas Vesikuler, pengembangan dada tampak cepat , RR : 29 X/i
4.      Paru-Paru              : Pengembangan paru baik , tidak terjadi pembesaran
5.      Jantung                  : Tidak terjadi pembesaran / Kardiomegali (-) , N : 80 X/i
6.      Abdomen              : Tidak ada nyeri tekan , tidak terdapat memar ,
Asites (-) , Tidak ada trauma abdomen
7.      Ekstremitas atas    : Terdapat cidera pada lengan bawah kiri , tangan kiri sulit untuk digerakkan ,
8.      Ekstremitas bawah  : Normal       
6.      PEMERIKSAAN PENUNJANGAN
·         Rontgen
7.      DIAGNOSA KEPERAWATAN (Berdasarkan hasil Pengkajian Sekunder dan pemeriksaan penunjang )
1.      Nyeri akut b/d  spasme otot dan perubahan fragmen tulang
2.      Kerusakan mobilitas fisik b/d fraktur, terputusnya kontinuitas jaringan
8.      TINDAKAN KEPERAWATAN PRINSIP ( Meliputi tindakan mandiri dan kolaborasi )
·         Memberikan posisi nyaman
·         Bantu klien dalam rentang gerak pada daerah yang sakit ( ROM)
·         Tinggikan ekstremitas yang sakit
·         Kaji karakteristik nyeri, lokasi, durasi, intensitas nyeri dan sakala nyeri
·         Kaji drajat mobilitas yang dihasilkan oleh cidera
9.      MONITORING KLIEN ( Monitor atau pengkajian berkelanjutan yang dilakukan dan hasil yang didapat )
·         Pada pernafasan sesak berkurang (tachypnoe) setelah di berikan O2
·         Tangan klien yang fraktur telah di perban dan dibidai.
·         OS mulai tampak tenang
10.  EVALUASI HASIL TINDAKAN (Hasil yang didapat saat akhir perawatan )
·         Klien tampak lebih tenang dengan tangan kiri atau os.ulna /radius yang telah terbidai dan telah dibalut dengan perban yang telah diberikan.
·         Nyeri berkurang setelah diberikan terapi analgetik

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari asuhan keperawatan pada Tn.J dengan Fraktur tertutup radius sinistra merupakan terputusnya jaringan dan kontinuitas tulang radius sebelah kiri pada klien . sedangkan penyebab dari fraktur tersebut adalah kecelakaan mesin kerja yang mengenai bagian lengan bawah sebelah kiri klien. Adapun tanda dan gejala dari fraktue tersebut adalah klien merasakan nyeri hebat dan sulit untuk menggerakkan bgaian fraktur tersebut yaitu bagian lengan bawah sebelah kiri.
Dari asuhan keperawatan yang diberikan pada Klien Tn.J maka penulis dapat mengambil kesimpulan:
1.      Pengkajian
Pengkajian pada Tn.J ditemukan data Nyeri Akut, Kerusakan Mobilitas fisik , Resiko Trauma dan pemeriksaan penunjang hanya dilakukan Rontgen.
2.      Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian Tn.J dapat dirumuskan 3 diagnosa keperawatan yaitu, Nyeri Akut  b/d Spasme otot dan perubahan fragmen tulang,
Kerusakan mobilitas fisik b/d fraktur , terputusnya kontinuitas jaringan , Resiko Tinggi Trauma b/d Kekurangan Integritas Tulang , kelemahan tonus otot.

3.      Perencanaan
Pada tahap perencanaan telah disusun masalah menurut prioritas sesuai dengan data kondisi klien dengan berpedoman kepada kebutuhan dasar manusia manurut Abraham maslow dan tingkat kpentingannya .
4.      Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan pada klien Tn.J sesuai dengan rencana yang telah disusun dan dilakukan oleh penulis sendiri , perawat ruangan dan klien sendiri.
5.      Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan , ada beberapa masalah teratasi sesuai dengan tujuan , kriteria hasil seperti masalah nyeri, gangguan mobilitas dan resiko trauma.
B.     Saran
1.      Untuk Rumah Sakit
a.       Meningkatkan mutu pendidikan baik tiap tiap perawatnya dimana dalam hal ini tidak hanya dibutuhkan skill dalam tiap tindakan yang akan dilakuakn namun intelegensi tiap tindakan hendaknya dilakukan juga
b.      Mengadakan seminar seminar yang berhubungan dengan Fraktur
2.      Untuk Institusi Pendidikan
a.       Memperdalam materi pada setiap mahasiswa dalam pemahaman materi Fraktur
b.      Memperbanyak literature tantang Fraktur .




















DAFTAR PUSTAKA

Musliha . (2010). Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta, Salemba Medika
Mansjoer, arif dkk .(2000).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta, Media     Aesculapius


















KATA PENGANTAR

            Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWAT dan berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah seminar yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN FRAKTUR TERTUTUP RADIUS SINISTRA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RS.POLRI BAYANGKARA JAMBI”
                        Penulisan makalah ini merupakan suatu tahap dalam pemenuhan tugas praktik klinik di RS.Polri Bayangkara Jambi yang mana makalah ini juga dimaksudkan sebagai bahan penyaji dalam melaksanakan seminar.
            Dalam menyelesaikan makalah ini , penulis dibantu oleh banyak pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan secara material dan spiritual.
            Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami dalam menjalani pembuatan makalah seminar ini , dan untuk lebih lanjut kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk hasil yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Demikianlah makalah ini kami sampaikan semoga berguna bagi para pembaca dan penulis haturkan maaf atas kesalahan yang terdapat.
                                                                                    Jambi, Januari 2013

                                                                                                            Penulis
MAKALAH SEMINAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN FRAKTUR TERTUTUP
 RADIUS SINISTRA DI RUANG IGD RS.POLRI BAYANGKARA
JAMBI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1.      FERI SAPUTRA                                 7.    ARI PUTRA                    
2.      MUHAMMAD AS’AD            8.    ELDO RADO NAIBAHO
3.      ERA JULIANI                         9.    FEBRILIANI
4.      MEGA HERAWATI             10.    KUMALA SARI
5.      MUTIARA SARI                   11.    LASTRI RAMAULI
6.      RIZKI ELISA POSPOS        12.    SRI LESTARI

DOSEN PEMBIMBING
SERKA.RIDUAN PURBA, AMK

AKADEMI KEPERAWATAN GARUDA PUTIH
JAMBI
T/A 2012/2013









Tidak ada komentar:

Posting Komentar