Rabu, 09 Januari 2013

askep urtikaria


MAKALAH KMB III
ASKEP URTIKARIA
Dosen pembimbing : Ns. Syarmidaniati, S,kep
Kelompok 1
Arie afriansyah, Aria dinata
Elimelek .s, Erlia
Jufri, Jumriani
Kumala sari, oktavia naibaho
Ratnawati, serla rahayu.s,
sri lestari, suci mira
yuli suherlin


AKADEMI KEPERAWATAN GARUDA PUTIH
JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
BAB I
PEMBAHASAN
2.1  Tinjauan Teori
1.      Definisi
Pengertian Urtikaria adalah lesi di kulit yang ditandai khas dengan urtika. Pengertian urtikaria yang lain adalah reaksi vaskular dari dermis yang ditandai dengan gambaran sementara dengan bercak atau bejolan, lebih merah atau lebih pucat dari pada kulit disekitarnya dan seringkali ditandai dengan gatal yang sangat hebat.
2.      etiologi
Penyebab dari urtikaria ini sendiri bermacam - macam, antara lain :
a. antibiotik
b. makanan yang mengandung protein yang tinggi
c. pengawet makanan
d. lingkungan, exp. Dingin
3.      PATOFISIOLOGI
Sebenarnya patofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi hipersensifitas.
Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast. Setelah itu, pada saat terpajan untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah berikatan dengan sel mast sebelumbnya.
Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada akhirnya sel mast akan mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa sanya sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami urtikaria.



4.      Manifestasi Kliniks
  • Klinis tampak bentol (plaques edemateus) multipel yang berbatas tegas, berwarna merah dan gatal. Bentol dapat pula berwarna putih di tengah yang dikelilingi warna merah. Warna merah bila ditekan akan memutih. Ukuran tiap lesi bervariasi dari diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter, berbentuk sirkular atau serpiginosa (merambat).
  • Tiap lesi akan menghilang setelah 1 sampai 48 jam, tetapi dapat timbul lesi baru.
  • Pada dermografisme lesi sering berbentuk linear, pada urtikaria solar lesi terdapat pada bagian tubuh yang terbuka. Pada urtikaria dingin dan panas lesi akan terlihat pada daerah yang terkena dingin atau panas. Lesi urtikaria kolinergik adalah kecil-kecil dengan diameter 1-3 milimeter dikelilingi daerah warna merah dan terdapat di daerah yang berkeringat. Secara klinis urtikaria kadang-kadang disertai angioedema yaitu pembengkakan difus yang tidak gatal dan tidak pitting dengan predileksi di muka, daerah periorbita dan perioral, kadang-kadang di genitalia. Kadang-kadang pembengkakan dapat juga terjadi di faring atau laring sehingga dapat mengancam jiwa.
5.      KLASIFIKASI
a. urtikaria akut (berlangsungnya kurang dari 6 minggu)
b. urtikaria kronik (berlangsung lebih dari 6 minggu)


6.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding nya adalah :
a. Ig E test
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan makanan. Tes ini memerlukan sampel serum darah sebanyak 2 cc. Lalu serum darah tersebut diproses dengan mesin komputerisasi khusus, hasilnya dapat diketahui setelah 4 jam. Kelebihan tes ini : dapat dilakukan pada usia berapapun, tidak dipengaruhi oleh obat-obatan.


b. ANA test
Pemeriksaan anti-nuclear antibodi (ANA)yaitu : pemeriksaan untuk menentukan apakah auto-antibodi terhadap inti sel sering  muncul di dalam darah.
ü  Hasil pemeriksaan ANA positif pada hampir semua pasien dengan sistemik lupus – dan ini merupakan pemeriksaan diagnosa terbaik yang ada saat ini untuk mengenali sistemik lupus.  
ü  Hasil pemeriksaan ANA negatif merupakan bukti kuat bahwa lupus bukanlah penyebab sakitnya orang tersebut --- walaupun sangat jarang terjadi dimana SLE muncul tanpa ditemukannya ANA. 

c. skin test
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan. Dilakukan di kulit lengan bawah dengan cara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit. Hasil tes baru dapat dibaca setelah 15 menit. Bila positif akan timbul bentol, merah, gatal.

7.      PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
Yang bisa dilakukan untuk pengobatan secara non farmakologi ini adalah dengan menghindari alergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari urtikaria, tetapi pada umumnya hal ini sulit dilaksanakan

Farmakologi
Untuk pengobatan secara farmakologi yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan obat antihistamin.
Antimistamin ini sendiri sekarang sudah terbit 2 generasi, generasi I dengan efek sedative nya (yang dapat menyebabkan kantuk) dan antihistamin generasi II yang tidak lagi mempunyai efek sedative. ANtihistamin generasi II ini lebih aman untuk mereka yang mempunyai pekerjaan berat yang harus tahan kantuk, misalnya supir.
Selain dengan antihistamin, kortikosteroid pun bisa dipakai untuk kombinasi.


2.2  Asuhan Keperawatan Dengan Urtikaria
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan.hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu ,teknik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/ keluarga yang terdiri dari 5 tahap : pengkajian ,diagnose keperawatan,rencana tindakan,implementasi dan evaluasi.
A.    PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengkajian pada klien cystitis menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :
1.pengumpulan data
I. Biodata
• Identitas klien : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,tanggal
MRS,tanggal pengkajian,diagnostic medic.
• Identitas penanggung : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,hubung
An dengan klien.

II. Riwayat kesehatan
• Keluhan utama
Merupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga dating ke RS untuk menerima pertolongan dan mendapatkan perawatan serta pengobatan.
• Riwayat kesehatan sekarang
Menguraikan keluhan secara PQRST. Misalnya : pasien (biasanya wanita tua) mungkin melaporkan penurunan kemampuan untuk mengangkat , pasien menyatakan nyeri beberapa lama ,letak nyeri,dll.
• Riwayat kesehatan masa lalu
Merupakan riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit sebelumnya dan riwayat pemeriksaan klien.apakah alergi terhadap zat makanan,cuaca,obat-obatan,dsb.
Misalnya pada kasus cystitis yang perlu dikaji yaitu : riwayat menderita infeksi saluran kemih sebelumnya,riwayat pernah menderita batu ginjal ,riwayat penyakit DM, dan jantung.
• Riwayat kesehata keluarga
Memuat riwayat adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama adakah anggota keluarga yang menderita penyakit akut / kronis serta melampirkan genogram klien.

III. Pemeriksaan fisik,meliputi :
1) Keadaan umum
• Keadaan fisik : sedang,ringan,berat
• Tanda-tanda vital : tekanan darah,nadi,suhu,pernafasan
• Tingkat kesadaran : composmentis,apatis,spoor,somnolent

2) Kulit
• Inspeksi : warna kulit dan kebersihan kulit
• Palpasi : suhu,tekstur,kelembaban,apakah ada nyeri tekan, apakah ada mas
sa / benjolan atau apakah ada odema.
3) Ekstermitas
a. Ekstermitas atas
• Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
• Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
• Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
• Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,ra
sa ,gerak dan tekanan.
b. Ekstermitas bawah
• Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
• Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
• Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
• Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,ra
sa ,gerak dan tekanan.




IV. Pola kebiasaan sehari-hari
Menurut GORDON ada 11pola kegiatan sehari-hari yang meliputi : kebutuhan nutrisi,kebutuhan cairan,kebutuhan eliminasi,istirahat,personal hygiene,persepsi kognitif,persepsi dan konsep diri,aktivitas dan latihan,kebutuhan seksual,mekanisme koping,kepercayan / keyakinan.adapun data dasar pengkajian pada pasien dengan urtikaria adalah :
- Aktivitas atau istirahat
o Gejala : malaise,perubahan pola tidur
- Sirkulasi
o Tanda : TD normal/sedikit dari jangkauan normal (selama curah jantung
Tetap meningkat) kulit hangat kering,bercahaya,pucat,lembab.
- Eliminasi
o Gejala : -
- Makanan atau cairan
o Gejala :Jarang ditemukan pada pasien anoreksia
o Tanda :Jarang ditemukan pasien dengan keadaan penurunan BB. Penurunan lemak subkutan/massa otot (malnutrisi). Pengeluaran haluaran konsentrasi urine. Perkembangan kearah oliguri, auria.
- Neurosensori
o Gejala :Sakit kepala, pusing, pinsang
o Tanda :Gelisah, ketakutan
- Nyeri/ ketidaknyamanan
o Gejala :Kejang obdominal, lokalisasi rasa sakit, pruritas umum (urtikaria).
- Pernafasan
o Tanda :Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan, suhu: umumnya meningkat (37,95 C atau lebih), tetapi kadang subnormal.
- Seksualitas
o Gejala :Pruritas perineal
o Tanda :Maserasi vulva, pengeringan vagina purulen.
- Penyuluhan / pembelajaran
o Gejala :Masalah kesehatan kronis/melemahkan, misalnya: hati, ginjal, DM, kecanduan alcohol, penggunaan anti biotic (baru saja atau jangka panjang).
B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Gangguan citra diri tubuh berhubungan dngan angioedema
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan gatal
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya
5. Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan
C.    PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan angiodema
Tujuan :Agar dapat mengekspresikan perasaan dan masalah yang menyebabkan penurunan citra tubuh
D.    k/h: - dapat meningkatkan citra tubuh
Intervensi :
1. Kaji makna perubahan pada pasien
Rasional :Episode traumatic mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tidak diantisipasi, membuat perasaan kehilangan pada perubahan actual/yang dirasakan.ini memerlukan dukungan perbaikan optimal
2. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan.Pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan
Rasional :Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dengan perawat.
3. Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitas
Rasional :Mempertahankan/membuka garis komunikasi dan memberikan dukungan
4. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Rasional :meringankan beban psikologis klien.
5. HE kepada keluarga pasien tentang bagaimana mereka dapat membantu pasien.
Rasional :Keluarga dapat meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respons yang lebih membantu pasien.


2. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan gatal.
Tujuan :Pasien menunjukkan kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.
k/h: gatal pasien berkurang karna istirahat
Intervensi:
1. Kaji kebiasaan tidur klien sebelum dan selama sakit
Rasional :Untuk mengetahui kebiasaan tidur klien serta gangguan yang dirasakan, dan membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya.
2. Beri posisi yang nyaman.
Rasional :Posisi yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga menstimulasi untuk tidur
3 Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional :Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman sehingga mempermudah klien tidur.
4 .Anjurkan pasien untuk mengkomsumsi makanan/minuman tinggi protein sebelum tidur.
Rasional :Pencernaan protein menghasilkan triptopan yang mempunyai efek sedative
5. Menghindari minuman yang mengandung kafein,pada malam hari.
Rasional :Memudahkan pasien untuk dapat tidur.

3. Anxietas berhubunga dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
Tujuan :Pasien akan menunjukkan kecemasan berkurang/ teratasi dengan criteria
k/h :
a.Pasien dapat menerima keadaanya
b.Ekspresi wajah rileks
c.Pasien tampak tenang
Intervensi :
1. Observasi tingkat kecemasan pasien.
Rasional :mengetahui sejauh mana kekhwatiran / kecemasan pasien dan pemahaman pasien mengenai penyakitnya.
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya
Rasional :Mengurangi beban perasaan pasien.
3. Bina hubungan yang baik antara perawat dengan klien.
Rasional :Meningkatkan hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien.
4. Beri doronga spiritual.
Rasional :Membantu pasien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menerima keadaanya denga ikhlas.
5. HE tentang penyakit yang diderita pasien.
Rasional :Dengan informasi denga baik dapat menurunkan kecemasan pasien.
4 . Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan.
Tujuan :Tidak terjadi kerusakan jaringan kulit.
k/h : kerusakan jaringan kulit teratasi
Intervensi :
1. Kaji dan catat keadaan dan warna kulit
Rasional :Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan derajat kerusakan kulit.
2. Pijat kulit dengan lembut.
Rasional :Memperbaiki sirkulasi darah
3. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk.
Rasional :Menghindari kerusakan kulit
4. Kompres atau mandi air hangat dengan mencampurkan koloit Aveeno oatmeal.
Rasional :Dapat mengurangi gatal yang timbul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar