BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kesehatan
menurut WHO yaitu kondisi dinamis jasmani, rohani, social dan tidak hanya
terbebas dari penyakit cacat dan kelemahan. Kesehatan milik semua orang mulai
dari anak-anak, dewasa, orang tua bahkan lansia.
Kesehatan
anak adalah unsure potensi dasar alami yang diperlukan sejak abad kehidupan dan
masa pertengahan, apabila hal ini tidak ada atau terpenuhi dapat menghambat
perkembangan fisik dan mental seseorang. Untuk mencapai derajat kesehatan anak
yang baik diperlukan gizi yang baik pula.
Gizi
merupakan hal yang penting dan perkembangan mental anak, maupun pertumbuhan dan
perkembangan bagi bayi. Dalam hal gizi, kebutuhan bayi menyusui jauh lebih
banyak dibandingkan masa dalam kandungan hal ini disebabkan oleh laju
pertumbuhan bayi yang sangat cepat. Pada 4 bulan pertama berat badan seorang
bayi menjadi dua kali lipat dibanding berat setelah 9 bulan dalam kandungan.
Dibutuhkan produksi ASI (air susu ibu) yang sangat banyak untuk mendukung
pertumbuhan bayi tersebut. Menyusui selama 1 bulan memerlukan kalori sama, sama
banyak dengan kehamilan. Kekurangan nutrisi selama hamil akan menghasilkan air
susu yang rendah nutrisi esensial. Protein-protein yang membantu mencegah
infeksi akan berkurang.
Pentingnya
menyusui bayi sudah tidak diragukan lagi karena ASI telah diakui dan terbukti
merupakan makanan tunggal paling ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
pada usia 6 bulan pertama (ASI esklusif dan selanjutnya ASI tetap diberikan
sampai anak berusia 2 tahun.
ASI
esklusif termurah dan terbaik untuk bayi karena gratis dari ibu dan membuat
anak lebih sehat serta cerdas. Air susu ibu lebih banyak keuntungan yaitu :
memberikan gizi lengkap secara alami keseimbangan yang tepat antara protein,
karbohidrat, lemak dan mineral menyebabkan air susu ibu mudah dicerna,
sehinggan jarang menimbulakan gangguan pencernaan seperti diare dan konstipasi.
Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Pengetahuan lama yang
berdasar seperti menyusui justru kadang terlupakan. Padahal kehilangan
pengetahuan tentang menyusui berarti kehilangan besar, karena menyusui adalah
suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peranan penting
dalam memepertahankan kehidupan manusia.
Bagi ibu dalam hal ini berarti kehilangan kepercayaan diri untuk dapat
memberikan perawatan terbaik pada bayinya.
Dinegara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Keadaan ini
mungkin disebabkan makin banyaknya kaum ibu yang bekerja selama sehari penuh
untuk menutupi keperluan hidupnya sehari-hari. Dan banyaknya kaum ibu
memberikan bayinya susu produk dengan iming-iming bahwa susu produk mengandung
DNA lebih yang besar ataupun protein yang dapat mencerdaskan otak.
Berdasarkan data yang didapat dipropinsi jambi pada tahun 2004-2005
ASI esklusif sebesar 45,26%-25,80% yaitu sebanyak 26.074-16.109 dari
57.614-62.447 bayi, pada tahun 2009-2010 ASI esklusif sebesar 39,99% -55% dan tahun 2011 ASI esklusif
sebesar 48,1%.
B.
Identifikasi
masalah
Gambaran pengetahuan
ibu menyusui tentang ASI esklusif dirumah sakit dr bratanata jambi
C.
Batasan
masalah
Pembatasan
masalah pada penelitian ini gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang ASI
esklusif dirumah sakit Dr Bratanata jambi
D.
Rumusan
masalah
Bagaimana
gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang ASI esklusif dirumah sakit Dr Bratana
jambi.
Rumusan
masalah
1. Bagaimana
gambaran pengetahuan ASI esklusif ?
2. Bagaimana
gambaran mamfaat ASI esklusif ?
3. Bagaimana
gambaran kandungan gizi ASI esklusif ?
4. Bagaimana
gambaran keuntungan ASI esklusif ?
5. Bagaimana
gambaran perawatan payudara selama hamil ?
E.
Tujuan
penelitian
1.
Tujuan
umum
Pengetahuan ibu
menyusui tentang ASI esklusf dirumah sakit Dr Bratanata jambi
2.
Tujuan
khusus
Untuk mengetahui
gambaran pengetahuan ibu tentang :
1. Pengertian
ASI esklusif
2. Mamfaat
ASI esklusif
3. Kandungan
gizi ASI esklusif
4. Kentungan
ASI esklusif
5. Perawatan
payudara selama hamil
F.
Mamfaat
penelitian
1. Bagi
puskesmas
Sebagai
masukan dalam menunjang program promotif dan pengawasan terhadap cara pemberian
ASI esklusif dalam melaksanakan pelayanan keperawatan.
2. Bagi
institusi pendidikan
Sebagai
bahan referensi perpustakaan untuk menambah ilmu pengetahuan
3. Bagi
kesehatan umum
Untuk
mejadi suatu informasi bagi masyarakat mengenai masalah yang sering timbul
dalam pemberian ASI esklusif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep
pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dari ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui penginderaan manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila penerimaan
prilaku baru atau adopsi prilaku didasari oleh pengetahuan kesadaran serta
sikap positif, maka akan berlangsung lama.
Sebagaimana
menurut tahun 1987 tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam
pengembangan daya nalar yang baik akan mempermudah untuk meningkatkan
pengetahuan.
Pengetahuan
adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep,
teori, prinsip dan prosedur yang secara probabilitas bayesin adalah benar dan
berguna.
Pengetahuan
terdiri atas kepercayaan tentang kenyataan (reality). Salah satu cara untuk
mendapat dan memeriksa pengetahuan adalah dari tradisi atau yang berwenang
dimasa lalu yang umumnya dikenal, seperti ariestoteles.
2. Tinkat pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif
menurut Notoatmodjo (2003) mempunyai
6 tingkat, yakni :
a. Tahu
(Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Contohnya : kurangnya
pengetahuan ibu menyusui tentang penyakit yang terjadi pada anak.
b. Memahami
(comprehension)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi
materi tersebut secara benar. Contoh, menyimpulkan meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa kita harus
memberikan ASI esklusif.
c. Aplikasi
(Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan menggunakan rumus statistik dalam
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus
pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan
dari kasus yang diberikan.
d. Analisis
(Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis
(synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan,
dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan
yang telah ada.
f. Evaluasi
(evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Misalnya
seorang dapat mengerti tantang komposisi ASI, tentang cara pemberian ASI,
mamfaat ASI, factor yang dapat meningkatkan ASI, menghambat ASI, dan unsure
yang terdapat didalam ASI.
B.
Konsep
ASI
1. Pengertian ASI esklusif
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi
karena merupakan makanan alamiah sempurna, mudah dicerna oleh bayi dan
mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan,
kekebalan dan mencegah berbagai penyakit serta untuk kecerdasan bayi, aman dan
terjamin kebersihanya karena langsung diberikan kepada bayi agar terhindar dari
gangguan pencernaan seperti diare, muntah dan sebagainya.
Asi esklusif adalah asi tanpa memberikan makanan dan
minuman kepada bayi sejak lahir sampai dengan 6 bulan, kecuali obat dan
vitamin. Bayi hanya diberikan ASI saja, tanpa tambahan lain seperti susu
formula, air jeruk, madu, air teh dan tanpa makanan tambahan seperi pisang,
papaya, bubur susu, bubur nasi dan biscuit.
2.
Fisiologi
ASI
Menurut depkes, 2002 dalam buku “manajemen laktasi “
air susu ibu menjelaskan pada masa hamil, terjadi perubahan patyudara, dimana
terjadi perubahan ukuran menjadi lebih besar. Hal ini disebabkan poliferasi oleh sel duktus laktiferus dan sel kelenjar pembuat ASI. Karena pengaruh
hormone yang dibuat placenta yaitu
laktogen, prolaktin koriogonadotropin, estrogen dan progesterone.
Pembesaran juga disebabkan pelebaran pembuluh darah. Setelah persalinan dan
terlepasnya placenta kadar estrogen dan
progesterone menurun, sedangkan prolaktin tetap tinggi. Karena tidak ada
hambatan oleh estrogen maka terjadi sekresi ASI. Pada saat mulai menyusui, maka
segera, rangsangan isapan bayi memacu lepasnya prolaktin dan hipofise yang
melancarkansekresi ASI.
Menurut depkes, 2002 dalam buku “manajemen laktasi “
dijelaskan bahwa pada proses laktasi terjadi 3 macam reflex pada bayi, yaitu :
1. Reflek
mencari putting (rooting refleks)
Bila pipi bayi bayi
disentuh, ia akan menoleh kearah sentuhan. Bila bibir bayi disentuh, dia akan
membuka mulut dan berusaha untuk mencari puting susu untuk menyusu.
2. Reflek menghisap (suckling reflex)
Reflek terjadi karena
rangsangan puting pada paltum durum bayi bila aeroal masuk kedalam mulut bayi.
Aerola dan putting tertekan gusi, lidah dan langit-langit, sehingga menekan sinus laktifeus. Yang berada didaerah
aerola. Selanjutnya terjadi gerakan peristaltik yang mengalirkan ASI keluar dan
masuk kemulut bayi.
3. Reflek
menelan (swallowing reflex)
ASI dalam menulut bayi
menyebabkan gerakan otot menelan.
3.
Jenis
dan komposisi
1) Kolostrum
Kolostrum adalah jenis
susu yang diproduksi pada tahap akhir kehamilan dan pada hari-hari awal setelah
melahirkan. Warnanya kekuningan dan kental. Meski jumlahnya tidak banyak,
kolostrum memiliki konsentrasi gizi dan imunitas yang tinggi. Dalam beberapa
hari pertama setelah kelahiran, kolostrum keluar dari payudara untuk diminum
bayi.
Menurut Depkes 2002
kolostrum memiliki banyak mamfaat, yaitu :
a. Kolostrum
berkhasiat untuk bayi dan komposisinya mirip dengan yang diterima bayi didalam
rahim.
b. Kolostrum
bermamfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari-hari pertama hidupnya.
c. Seperti
imunisasi, kolostrum member antibody kepada bayi (perlindungan terhadap
penyakit yang sudah dialami sang ibu sebelumnya.
d. Kolostrum
juga mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan membersihkan system
pencernaan bayi dari mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam
kehijauan.
e. Kolostrum
mengandung zat kekebalan terutama IgA yang melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare.
f. Kolostrum
juga mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan bayi kuning.
g. Kolostrum
juga membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk pencernaan.
2) Asi
transisi
ASI transisi adalah ASI
yang dihasilkan adalah ASI yang
dihasilkan kolostrum, yaitu pada hari kelima sampai hari kesepuluh. Kadar lemak
dan laktosa yang dikeluarkan lebih tinggi dan kadar protein serta mineral
sangat rendah dibandingkan dengan kandungan ASI hari pertama. Pada masa ini,
jumlah volume ASI semakin tingkat dan pengeluaran ASI mulai stabil. Hal ini
untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktivitas bayi yang mulai aktif.
3) Susu
matur
Susu matur yaitu susu
yang disekresi pada hari kesepuluh sampai seterusnya. ASI matur merupakan
nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi samapai
usia 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping
bayi.
4.
Mamfaat
ASI
ASI
tidak hanya menyuplai gizi lengkap yang dibutuhkan untuk melengkapi bulan
pertama kehidupan, tetapi juga sebagai “vaksin pertama” yang diperoleh bayi
karena kaya akan kandungan zat-zat kekebalan tubuh (imun). Bayi senarusnya
memperoleh ASI esklusif untuk 5 bulan secara lengkap dan dilanjutkan sampai
umur 2 tahun.
1.
Zat gizi yang lengkap
ASI dapt diberikan
dalam kondisi apapun kepada bayi, meskipun ibu dalam keadaan sakit, hamil,
menstruasi ataupun kurang gizi. Kandungan seimbang dalam ASI dapat membantu
pencernaan bayi. ASI mengandung sedikit kasein, dimana bentuknya lebih halus
dan mudah dicerna.
2.
Proteksi dari infeksi
a. Imunisasi
pertama
Kolostrum mengandung
lebuh banyak imunoglobin dibandingkan
susu yang lebih masak (mature) dan hasil perlindungan pada bayi yang baru lahir
untuk melawan infeksi. ASI juga mengandung limfosit, magtrofag, dan protein
dengan aktivitas anti-bakteri yang tidak spesifik.
b. Diare
ASI melindungi bayi
morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan diare. Dengan pemberian ASI
saja, tampa makanan/minuman tambahan akan melindungi bayi dari diare.
c. Infeksi
saluran pernapasan
ASI melindungi bayi
dari ISPA. ISPA merupakan morbiditas dan mortalitas yang biasa ditemukan
dinegara berkembang.
d. Efek
dalam imunisasi
ASI juga mempengaruhi
respon antibody dalam vaksin konjugasi. Level antibody dalam periode awal
pemberian ASI, tidak menimbulkan perbedaan.
e. Membantu
perkembangan saraf
Bayi yang mengkonsumsi
ASI lebih pintar, mempunyai kemudahan dalam bicara, dan mencapai nilai tes
kosakata dan disain lebih tinggi dibandingka anak mengkonsumsi susu botol.
f. Mengurangi
kematian bayi
Banyak studi dinegara
berkembang membuktikan ASI memiliki pengaruh posotif yang kuat terhadap
mortalitas bayi, diman kematian bayi yang tinggi berhubungan kompleksnya
interaksi diantara malnutrisi dan infeksi.
g. Mecegahn
tejadinya penyakit dikemudian hari
Bayi yang mendapatkan
ASI lebih kecil risikonya terkena diabetes, penyakit jantung, asma, dan
kelainan alergi lain.
3.
Keuntungan fisiologi
a. Rasa
percaya ibu untuk menyusui
Rasa percaya bahwa ibu
mampu menyusui ataupun memproduksi ASI yang mencukupi untuk bayi, besar
pengaruhnya bagi keberhasilan menyusui.
b. Interaksi
ibu dan bayi
Proses menyusui
merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi, yang mempengaruhi kedua belah
pihak. Pertumbuhan dan perkembangan psikologi bayi tergantung pada kesatuan
ikatan bayi dan ibu.
4.
Melindungi kesehatan ibu
Pemberian ASI dapat
mengurangi risiko kesehatan pada wanita, seperti pendarahan post partum,
anemia, kanker payudara dan ovarium.
5.
Keuntungan bagi masyarakat
Pemberian ASI dapat
menurunkan biaya kesehatan karena mengurangi tingkat kesakitan dan kematian
pada anak dibawah usia 5 tahun dan dapat mengurangi beban keluarga.
5.
Langkah-langkah
menyusui yang benar
a. Sebelum
menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan
aerola sekitarnya. Sebagai desifektan dan kelembapan putting susu.
b. Bayi
diletakan menghadap perut atau payudara
1) Ibu
duduk dan berbaring snatai, bila duduk lebih lebih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi.
2) Bayi
pegang dengan satu tangan, karena bayi terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh mengadah dan bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan.
3) Satu
tangan bayi diletakan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan.
4) Perut
bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya
membelokan kepala bayi)
5) Telinga
dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
6) Ibu
menatap bayi dengan kasih sayang.
c. Payudara
dipegang denagn ibu jari diatas dan jari yang lain menompong dibawah, jangan
menekan putting susu dan aerolanya saja.
d. Bayi
diberi rangsangan untuk membuka mulut
dengan cara :
1) Menyetuh
pipi dengan puting susu
2) Menyentuh
sisi mulut bayi
e. Setelah
bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan
putting serta aerola dimasukan dimulut bayi :
1) Usahakan
sebagian besar aerola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga putting susu
berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari empat
penampungan ASI yang terletak dibawah aerola.
2) Setelah
bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipeggang atau disangga lagi.
6.
Teknik
menyusui yang benar
Menyusui
teknik dengan yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar opimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnyan atau
bayi enggan menyusui untuk mengetahui bayi yang telah menyusui dengan tehnik
yang benar, perhatikan :
a. Bayi
tampak tenang
b. Badan
bayi menempel pada perut
c. Mulut
bayi terbuka lebar
d. Dagu
bayi menempel pada payudara ibu
e. Sebagian
besar aerola mamae masuk kedalam mulut bayi, areola mamae bagian bawah lebih
banyak masuk.
f. Bayi
Nampak mengisap kuat-kuat dengan irama yang perlahan
g. Putting
susu ibu tidak teras nyeri
h. Telinga
dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
i.
Kepal agak menengadah
j.
Melepas isapan bayi
Setalah
menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya, ganti menyusu pada
apyudara yang alain. Cara melepas isapan :
1) Jari
kelngkeng ibu dimasukkan kemulut melalusi sudut mulut
2) Dagu
bayi ditekan dibawah
k. Menyusui
berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terahir)
l.
Setelah selesai meyusui, ASI dikeluarkan
sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan aerola sekitarnya. Biarkan
kering dengan sendirinya.
m. Menyendawakan
bayi
Tujuan
menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak
muntah setelah menyusui. Car menyendawakan bayi :
1) Bayi
digendong tegak bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan.
2) Bayi
tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
7.
Perawatan
payudara selama menyusui :
Tujuan dilakukan
perawatan payudara selama meyusui adalah :
Memlihara kebersihan
payudara dan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI. Sedangkan teknik
perawatan payudara selama menyusui adakah licikan tangan dengan sedikt minyak
dan lakukan pengurutan dengan tiga macam cara berturut-turut, masing-masing 30
kali setiap lima menit.
Cara I :
Tempatkan kedua telapak
tangan diantara kedua payudara, kemudian urut keatas, terus kesamping, terus
kebawah dan melintang. Sehingga tangan menyangga payudara, kemudian lepaskan
tangan dari payudara.
Cara II :
Telapak tangan kiri
menompang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling dirapatkan, kemudian
sisi kelingking tangan kanan mengurut payudar kiri dari pangkal kearah putting,
demikian pula payudara kanan.
Cara III :
Telapak tangan
menompang payudara seperti pada cara II, kemudian jari-jari tangan kanan
dikepalkan, kemudian buku-buku jari tangan kanan mengurut payudara dari pangkal
kearah putting. Rangsangan payudara dengan menggunakan air hangat dan air
dingin, caranya disiram atau dikompres.
8.
Tehnik
perawatan payudara
1) Umur
kehamilan 3 bulan
Pemeruksaan putting
susu untuk mengetahui apakah putting susu datar atau masuk kedalam dengan cara
memijat dasar putting susu secara perlahan. Putting susu yang normal akan
menonjol keluar apabila putting susu tetap datar atau masuk kedalam payudara,
maka sejak hamil 3 bulan harus melakukan perbaikan agar bias menonjol.
Caranya adalah dengan
mengguanakan kedua jari. Daerah sekitar putting susu diurut kearah berlawanan
menuju kedasar payudara sampai semua daerah payudara. Dilakukan sehari 2 kali
selama 3 menit.
2) Umur
kehamilan 6-9
a. Kedua
telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa
b. Putting
susu sampai aerola mamae (daerah sekitar putting susu) dengan warna lebih
gelap. Kompres dengan minyak kelapa 2 – 3 menit. Tujuannya untuk memperlunak
kotoran atau kerak yang menempel pada putting susu sehingga mudah dibersihkan.
c. Kedua
putting susu dipegang lalu ditarik. Diputar kearah dalam dan kearah luar
d. Pangkal
payudara dipegang dengan kedua tangan lalu diurut kearah putting susu sebanyak
30 kali sehari.
e. Pijat
kedua aereola mamae hingga keluar 1-2 tetes.
f. Kedua
putting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk kering dan bersih.
C.
Kerangka
konsep penelitian.
PENGETAHUAN
IBU MENYUSUI
TENTANG
ASI ESKLUSIF
|
·
Pengertian
ASI esklusif
·
Mamfaat
ASI esklusif
·
Kandungan
gizi ASI esklusif
·
Keuntungan
ASI esklusif
·
Perawatan
payudara
|
tahu
|
Tidak tahu
|
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desain
penelitian
penelitian
ini meggunakan metode deskriptif, metode deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif
tentang suatu keadaan secara objektif. Adapun yang menjadi objek penelitian
adalah pengetahuan ibu meyusui tentang ASI esklusif diwilayah kerja rumah sakit
Dr Bratanata jambi.
B.
Tempat
dan waktu penelitian
1. Tempat
penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah sakit
Dr Bratanata jambi
2. Waktu
penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
2012
C.
Populasi
penelitian dan penarikan sampel
1.
Populasi
Dalam
penelitian ini populasi yang diambil adalah ibu-ibu yang memiliki bayi umur 0 –
6 bulan yang berkunjung dipuskesmas kenali besar kota jambi pada bulan april
tahun 2007 sebanyak 40 orang ibu-ibu menyusui.
2.
Sampel dan cara pengambilan sampel
Pengambilan
besar sampel menggunakan total populasi yaitu pengambilan keseluruhan populasi
yang diteliti sebanyak 40 orang.
Adapun
kriteria sampel dari penelitian ini adalah :
a. Ibu-ibu
yang berkunjung kepuskesmas kenali besar yang memiliki bayi 0 – 6 bulan.
b. Bersedia
menjadi responden
D.
Variable
penelitian
Variabel adalah suatu
sifat atau fenomena yang menunjukan suatu yang diamati dan nilainya
berbeda-beda. Penelitian ini menggunakan satu variable dimana yang menjadi variable
penelitian ini adalah pengetahuan igu menyusui tentang ASI esklusif dirumah
sakit Dr Bratanata jambi.
E.
Definisi
operasional
Definisi operasional adalah batasan yang
harus dibuat oleh peneliti dalam istilah operasional
F.
Rencana
pengolahan data dan analisa data rencana penelitian
1)
Pengolahan Data Dilakukan dengan tahap
sebagai berikut :
1. Editing
Memeriksa atau mengecek ulang pertanyaan
yang diberikan apakah sudah berisi sesuai dengan petunjuk sebelumnya.
2. Coding
Pemberian kode pada pertanyaan yang diberikan
3. Transferring
Memasukkan data kekomputer untuk
dianalisa.
4. Tabulating
Dilakukan pengelompokan data yang diperoleh sesuai
dengan bentuk instrument sehingga diperoleh data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Soetningsih, asi petunujuk untuk tenaga kesehatan,( Jakarta
: EGC, 1997)
Albertus
setiawan, pemberian MP-ASI, (FKM UI,
2009)
Itria
nastepa, Gambaran Penegtahuan Tentang Asi
Esklusif, (keperawatan Gapu, 2007)
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, kinerja kegiatan Pembinaan gizi, (tahun 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar